Press "Enter" to skip to content

Semangat Pantang Menyerah! Buruh Tani Kudus Tetap Tandur Padi di Tengah Kemarau

Meskipun musim kemarau melanda dan mengancam ketersediaan air untuk irigasi, semangat para buruh tani di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tidak surut dalam upaya menjaga ketahanan pangan daerah. Mereka tetap gigih melakukan aktivitas tandur (menanam padi) di lahan-lahan yang masih memungkinkan, menunjukkan dedikasi tinggi terhadap profesi dan harapan akan hasil panen yang baik.

Pantauan di beberapa area persawahan di Kecamatan Jekulo dan Mejobo pada Kamis, 10 April 2025, menunjukkan aktivitas para buruh tani yang tetap bersemangat menanam bibit padi. Mereka bekerja di bawah terik matahari, memanfaatkan sisa-sisa air irigasi dan sumber air alternatif yang tersedia. Keteguhan para buruh ini menjadi pemandangan yang menginspirasi di tengah tantangan musim kemarau.

Salah seorang buruh tani senior di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Mbah Karto (68 tahun), mengungkapkan bahwa meskipun kondisi air terbatas, mereka tetap berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan tandur. “Kami sudah bertani padi sejak muda. Musim kemarau memang selalu menjadi tantangan, tapi kami tidak bisa menyerah begitu saja. Ini adalah mata pencaharian kami dan juga tanggung jawab untuk menyediakan pangan,” ujarnya sambil menancapkan bibit padi di lahan yang sedikit berlumpur.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Ir. Wahyu Widodo, M.Si., mengapresiasi semangat pantang menyerah para buruh tani di tengah musim kemarau ini. Pihaknya terus berupaya memberikan pendampingan dan solusi bagi para petani, termasuk bantuan pompa air dan informasi mengenai pengelolaan air yang efisien. “Kami sangat menghargai kegigihan para buruh tani. Pemerintah daerah akan terus berupaya membantu mereka agar tetap bisa bertani meski di tengah keterbatasan air,” kata Ir. Wahyu Widodo saat meninjau area persawahan pada hari yang sama.

Beberapa kelompok tani di Kudus juga berinisiatif untuk menerapkan sistem tanam hemat air dan memanfaatkan sumur-sumur dangkal serta sumber air lainnya secara bergantian. Mereka saling berkoordinasi untuk memastikan pembagian air yang adil dan efisien. Semangat gotong royong dan kebersamaan antar buruh tani ini menjadi modal penting dalam menghadapi tantangan musim kemarau.

Meskipun hasil panen di musim kemarau ini diprediksi tidak akan semelimpah musim penghujan, keteguhan para buruh tani di Kudus patut diacungi jempol. Mereka tetap berjuang demi keberlangsungan pertanian dan ketersediaan pangan di daerah. Kisah inspiratif dari para buruh tani ini menunjukkan betapa pentingnya semangat pantang menyerah dan adaptasi dalam menghadapi tantangan alam. Pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait diharapkan dapat terus memberikan dukungan kepada para pahlawan pangan ini agar mereka dapat terus berkarya dan mensejahterakan kehidupan mereka. Informasi mengenai upaya pemerintah daerah dalam membantu petani di musim kemarau dapat diakses melalui website resmi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.