Persiapan larutan nutrisi adalah tulang punggung keberhasilan sistem hidroponik. Namun, seringkali ada kesalahan umum yang dilakukan oleh pemula maupun pekebun berpengalaman, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen. Memahami dan menghindari kekeliruan ini adalah kunci untuk memastikan tanaman Anda mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan secara optimal, tanpa hambatan.
Salah satu kesalahan umum yang paling sering terjadi adalah mencampur pekatan nutrisi A dan B secara bersamaan. Nutrisi hidroponik, terutama AB Mix, dirancang untuk dilarutkan dalam dua bagian terpisah (konsentrat A dan B) sebelum dicampur dengan air. Jika pekatan A dan B dicampur langsung tanpa pengenceran awal, beberapa unsur hara seperti kalsium dan sulfat akan bereaksi membentuk endapan yang tidak larut. Endapan ini tidak dapat diserap oleh tanaman dan justru akan menyumbat sistem, mengurangi efektivitas nutrisi secara drastis. Selalu larutkan pekatan A ke dalam sebagian air, aduk rata, lalu larutkan pekatan B ke dalam air yang berbeda, aduk rata, baru kemudian campurkan keduanya ke dalam tandon utama.
Tidak mengukur pH larutan adalah kesalahan umum berikutnya yang fatal. pH larutan menentukan seberapa baik tanaman dapat menyerap nutrisi yang ada. Meskipun larutan Anda kaya nutrisi, jika pH berada di luar rentang optimal (umumnya 5.5-6.5 untuk sebagian besar tanaman), tanaman tidak akan mampu menyerap nutrisi tersebut secara efisien. Akibatnya, tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan nutrisi, meskipun nutrisi sudah tersedia. Penggunaan pH meter dan pH up atau pH down untuk menyesuaikan pH secara teratur adalah praktik yang tak bisa ditawar. Sebuah survei yang dilakukan oleh Asosiasi Petani Hidroponik Indonesia pada 15 Mei 2025 menunjukkan bahwa 60% kegagalan panen pemula disebabkan oleh ketidakstabilan pH.
Selain pH, mengabaikan pengukuran konsentrasi nutrisi (EC/TDS) juga merupakan kesalahan umum. Terlalu sedikit nutrisi akan menyebabkan tanaman kelaparan, sementara terlalu banyak nutrisi dapat menyebabkan nutrient burn (daun terbakar) atau keracunan. EC (Electrical Conductivity) atau TDS (Total Dissolved Solids) meter adalah alat vital untuk mengukur konsentrasi nutrisi. Selalu sesuaikan konsentrasi berdasarkan fase pertumbuhan tanaman dan jenisnya. Misalnya, selada pada fase vegetatif membutuhkan EC yang lebih rendah dibandingkan tomat pada fase generatif.
Terakhir, tidak mengganti larutan nutrisi secara berkala adalah kesalahan umum yang dapat menyebabkan penumpukan alga, bakteri, atau garam nutrisi yang tidak terserap, menciptakan lingkungan tidak sehat bagi akar. Idealnya, ganti larutan sepenuhnya setiap 7-14 hari, tergantung pada ukuran tandon dan jenis tanaman. Dengan menghindari kesalahan umum ini dan menerapkan praktik yang benar, Anda akan memastikan sistem hidroponik Anda berjalan efisien dan menghasilkan panen yang optimal.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.